waktu
kecil pekerjaan saya adalah mengembalakan kerbau. Biasanya di bulan Juni tiap
tahun adalah libur sekolah yang panjang, sekitar sebulan lebih. Masa-masa itu
saya mengembalakan kerbau. Kerbau yang kami miliki paling tiga ekor, tetapi
tetangga kami memiliki kerbau diatas 50 ekor. Sewaktu menggembala, kerbau ini
menjadi satu kumpulan saja. Tiap ekor kerbau memiliki nama tersendiri dan
mereka mengerti jika namanya dipanggil. Unik memang, karena tiap kerbau
ternyata memiliki kelakuan yang berbeda-beda satu sama lain, selain itu bentuk
tubuh, warna rambut, bentuk tanduk, ekor, dll juga berbeda beda.
Dari
antara kerbau tetangga ini adalah seekor betina paling senior, karena umurnya
sudah tua dan dia yang paling lama di kumpulan kerbau tersebut. Si ranga,
itulah namanya, seekor kerbau betina yang tanduknya sangat panjang dan melebar
kesamping membentuk u yang jauh, itulah sebabnya dia dinamakan si ranga. Si
ranga sudah berumur delapan tahun, selama itu dia sudah lima kali beranak.
Anak-anaknya adalah si Pelang, si Jorbut, si Bontar, si Lima Pijoran dan yang
terakhir adalah si Tikko. Pemberian nama kerbau ini ada yang berdasarkan
perilakunya, ada yang berdasar warnanya , ada yang berdasarkan bentuk tanduknya
atau susunan rambutnya,dll.
Si
tikko sudah bermur dua tahun, namanya juga diberikan berdasarkan bentuk
tanduknya yang tajam dan lurus di bagian atas, itulah sebabnya dia dinamakan si
Tikko. Kerbau jantan ini sedikit sombong karena badannya besar dan berisi.
Selain itu si Tikko merasa superior dan hebat, karena memang setiap hari dia
diberikan rumput yang bagus dan berkualitas.
Tiap
sore si Tikko dimandikan pemiliknya dengan air hangat dan digosok gosok dengan
sabuk kelapa. Kemudian badannya diberikan sedikit minyak tanah untuk mengusir
lalat-lalat yang selalu berkerumun dibadannya. Si Tikko sangat senang, setelah
Kenyang makan rumput yang bagus kemudian dia diberi makanan yang terbuat dari
campuran ubi, garam, ikan, campuran makanan lezat bagi seekor kerbau
(marsobur). Dimalam hari si Tikko masuk ke kandang yang hangat dan diasapi
dengan api, itu juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk dimalam hari. Si Tikko
merasa dia
adalah kerbau yang hebat dan dilayani dengan
baik oleh tuannya, sehingga si Tikko merasa seperti bos dan memiliki hidup yang
menyenangkan, Kerbau yang merasa paling hebat diantara kaumnya.
Si
Tikko yang merasa hidupnya sempurna, berkuasa, hebat, kaya dan dilayani terus
oleh tuannya. Si Tikko merasa dia-lah bos yang sebenarnya sedangkan tuannya itu
adalah tak lebih dari pembantunya yang menyediakan semua yang diperlukannya.
Tetapi malangnya si Tikko tidak pernah tahu bahwa beberapa hari kemudian dia
akan dijual untuk disembelih. Betapa malangnya seandainya dia adalah
seorang manusia atau sebuah bangsa. Teman-teman mantan parmahan (gembala
kerbau) selamat mengenang masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar